October 5, 2008

Following your passion



Mungkin judul diatas tidak seberapa meaningful, apabila anda tidak membaca keseluruhan posting ini. Jelas, mengingat dan menikmati pengalaman baik dimasa lalu cukup menyenangkan. Tapi saya tidak berhenti sampai disitu.

Dulu, ketika bekerja di salah satu Yayasan yang merawat dan melatih recovering addicts, tidak sedikit cemoohan saya terima, begitu juga orang-orang yang memandang sebelah mata terhadap karir yang saya jalani. Komentar-komentar negatif dan pertanyaan yang sedikit-banyak merendahkan sering saya terima, sampai sudah tidak ada artinya lagi bagi saya (dan mungkin rekan lain sesama konselor).

"Are you even making any money there?" atau "Emang enak ya, ngurusin addict?" sampai ke "Itu sih cuma pelarian aja, bukan karir!".

Setelah sekian lama bertahan, akhirnya saya mulai terpikir untuk mencoba bidang lain, diluar bidang yang sangat saya kuasai -dan nikmati- itu. Saya mulai bekerja di tempat lain, bahkan memulai bisnis sendiri. Apa yang saya alami dan pelajari selama menjadi konselor adiksi sangat membantu dalam karir saya diluar dunia adiksi.

Namun, setelah 4 tahun saya berkarir dan menekuni bidang lain, saya menyadari bahwa passion saya tetap berada disana. Tidak ada yang dapat mengalahkan perasaan puas menolong orang lain yang sedang dalam deep trouble, when they had no where to turn to. Perasaan bangga ketika melihat klien dan keluarganya bahagia setelah berhasil keluar dari masalah adiksi. There's nothing like it. Not even money!

Jadi saya mulai kembali meniti karir kearah sana. Saya sudah membulatkan tekad untuk terjun all the way, tanpa mengesampingkan keperluan pribadi dan keluarga saya akan penghasilan. And I think it's the best decision I've ever made in quite sometime.

Tentu, banyak pertimbangan dan perhitungan yang harus dipikirkan matang-matang. Dan saya rasa saya membutuhkan courage yang tanpa batas untuk melakukan hal ini. But I'm happy with it, there's where my passion lies. And I know I should follow where my passion leads me.

Dengan passion, segala pekerjaan menjadi lebih mudah, dan yang pasti lebih menyenangkan untuk dijalani. Berapa berat-pun rintangan dan halangan yang pasti akan datang, apabila passion berada tepat di tempatnya, semua hal itu akan menjadi suatu hal biasa yang dengan senang hati anda lewati. So go out there and follow where your passion leads you!

July 25, 2008

Change only the things we can


Seorang recovering addict pernah bertanya ke saya, "Sulit untuk saya bisa menjalani recovery, karena setiap kali saya coba untuk berubah selalu akhirnya gagal, tidak pernah sekalipun mendekati keberhasilan". Saya tanyakan kembali apa yang coba ia ubah, dan jawabannya cukup menjelaskan kenapa ia tidak bisa maju dalam proses perubahannya: Karena ia mencoba untuk merubah lingkungan dan orang-orang disekitarnya.

Saya rasa sangat sulit untuk kita dapat merubah orang lain selain diri sendiri. Memang, dalam recovery lingkungan dan orang yang berhubungan dekat dengan kita pasti merupakan suatu elemen yang penting untuk dijaga. Bukan hubungan yang dijaga, tapi bentuk dan sifat dari kedua komponen itu, seperti 'dimana' dan 'siapa'.

Saya katakan kepada orang tadi, "It's useless to try to change your surroundings, you might try, but there's a huge possibility that you will end up sorrow". Ia lalu menjawab bahwa berada di lingkungan dan sekitar orang yang tidak supportive membuat ia m
enjadi tidak dapat maksimal menjalani recovery.

Ini sangat betul, dan ini yang selalu terjadi dimanapun ada recovering addict. Recovering ad
dict yang berada di tengah-tengah lingkungan dan orang-orang yang tidak mendukung (atau tidak paham) recovery jelas merugikan. Tapi mencoba merubah mereka lebih merugikan lagi.

Instead, we could try to move to someplace more emphatic to our needs. And that is why we have recovery centers.. really! Berada di lingkungan yang mengerti kebutuhan kita jelas menguntungkan, walau tidak berarti lebih mudah (karena akan banyak terpaksa melakukan hal-hal tidak kita ingini). Tapi ini akan jauh lebih mudah daripada kita berbakti untuk merubah lingkungan.

Semakin banyak waktu dan tenaga kita curahkan untuk mengubah sesuatu yang sulit untuk kita ubah, dan tidak dalam kuasa kita untuk merubah, maka semakin banyak kesempatan baik akan hilang. Jadi jangan coba untuk merubah orang lain, atau lingkungan. Ubah diri sendiri. Bekali diri sendiri dengan strength and wisdom dimana ketika kita kembali berada di lingkungan dan orang-orang yang tidak mendukung recovery, kita tetap akan bertahan dan berkembang dari waktu-ke-waktu.

"God, grant me the Serenity to Accept the things we cannot change, the Courage to Change the things we can and the Wisdom to Know the difference."
(serenity prayers, Reinhold Niebuhr)

July 23, 2008

The missing 'action'

Hello, there! Sorry for the absence, really got a lot to do lately. It seems like 24 hour a day is not enough! Dalam waktu 'bertapa' kemarin-kemarin ini, saya sangat disibukan dengan berbagai persoalan kerja dan juga pencarian solusi untuk menanggulangi berbagai masalah tersebut. It ain't easy, let me tell you that. Namun banyak yang saya pelajari, dan itu merupakan pelajaran yang sangat berarti. Salah satu yang saya sadari dalam kebiasaan manusia, dalam hal ini (atau blog ini) adalah recovering addicts yang sering sekali sulit untuk bergerak melakukan sesuatu, walaupun sebenarnya itu adalah ide atau kemauannya sendiri.

Recovering addict keluar dari program dengan penuh harapan. Harapan akan terjadinya sesuatu yang lebih baik di waktu ini dan yang akan datang. Bekerja, kembali kuliah ataupun aktif di organisasi merupakan pilihan terbanyak dari para lulusan program. Namun, sayangnya hanya sedikit yang berhasil mangatasi barrier yang terbesar: motivasi diri.

Ini sebenarnya turut dilatih dan diberikan pengarahan selama mengikuti program, namun sering sekali saya perhatikan, program itu pun tidak konsisten dalam melaksanakan ajarannya. Contoh yang paling mudah terlihat adalah lacking of aftercare program. Di banyak pusat rehabilitasi, ternyata aftercare program ini menjadi suatu yang kurang penting dibanding primary maupun re-entry program.

Banyak alasannya, mungkin disebabkan oleh sulitnya menarik bayara
n dari para alumnus sehingga program ini menjadi kurang menarik bagi manajemen, tidak adanya tenaga terlatih untuk menangani alumnus, dan masih banyak alasan lain. Yang paling menakutkan adalah pemikiran bahwa continuity program cukup sampai di re-entry, dan aftercare tidak penting.

Selama mengikuti program rehabilitasi, recovering addict mengikuti begitu banyak aturan dan jadwal yang telah terintegrasi dalam program harian, dimana mereka harus mengikuti susunan tersebut. Dalam hal ini memang perkembangan kreatifitas tidak perlu dibahas. Lagipula, ini adalah program rehabilitasi, bukan IKJ. Tapi apa yang hilang, dan sering sekali overlooked adalah hilangnya motivasi diri untuk membuat sesuatu yang tidak termasuk tugas-nya, atau tidak terjadwal. Inilah yang kemudian sering menyebabkan para alumnus memiliki kepribadian yang 'tunggu bola'. Seringkali kepribadian ini menyebabkan 'penyakit kemalasan'.

Seperti yang pernah saya tulis di blog pribadi saya (dario fauri's sunday jazz: positive thinking and positive action), bahwa ide-ide menarik yang sebenarnya bagus dan dapat di implimentasikan akan berakhir hampa tanpa kehadiran motivasi diri ini. Semangat, keceriaan, harapan yang timbul pada saat pembicaraan maupun perencanaan hilang, karena semua hal itu berakhir sampai disana, sampai di pembicaraan dan perencanaan namun tidak ada yang melakukan. Seperti ilustrasi lucu dibawah ini:

This is a story about four people: Everybody, Somebody, Anybody, and Nobody.
There was an important job to be done and Everybody was asked to do it.

Everybody was sure Somebody would do it. Anybody could have done it, but Nobody did it.
Somebody got angry about that because it was Everybody's job.
Everybody thought Anybody could do it, but Nobody realized that Everybody wouldn't do it.

It ended up that Everybody blamed Somebody when actually Nobody asked Anybody.


Seperti ungkapan yang saya tulis di salah satu posting saya di blog pribadi
(dario fauri's sunday jazz: positive thinking and positive action), bahwa sangat penting untuk memiliki positive thinking, namun tidak berarti tanpa positive action. Positive thinking without positive action is positively nothing!.

Procrastination would lead us nowhere. Tidak ada hal y
ang tercapai tanpa kita benar-benar melakukannya. Even when it seemed impossible, our motivation and action will lead us somewhere to the land of possibilities. Hal ini telah terjadi ke banyak orang, banyak role model yang dapat dijadikan panutan mengenai hal ini. Michaelangelo tidak pernah melukis di atap sebelumnya, apabila ia tidak memotivasi diri untuk melakukan apa yang dirasa sebagai sesuatu yang sangat sulit, maka kita tidak akan pernah melihat Sistine Chapel begitu indah.


Apa yang sebenarnya membuat kita begitu sulit untuk memulai melaksanakan sesuatu, itu diluar dari ilmu pengetahuan saya. Yang dapat saya sadari adalah bahwa hal tersebut yang begitu sulit saya hilangkan, dan saya bekerja sangat keras untuk mempertahankan kemalasan tersebut untuk tidak kembali lagi. Penjelasan ilmiahnya, silahkan comment bagi yang paham. Atau mungkin anda ada pemikiran tersendiri mengenai hal ini?