June 3, 2008

Once an addict always an addict

Hello, welcome to the recovery-centric!

Pada posting pertama ini saya ingin membahas mengenai 'nasib' seorang addict dalam menjalani sisa hidupnya pasca recovery. Sebagian dari orang percaya bahwa addiction tidak ada habisnya, atau dengan kata lain: "terkutuk seumur hidup". Namun saya memilih untuk tidak mengikuti kepercayaan itu. Saya yakin bahwa seorang addict dapat kembali hidup normal seperti yang lainnya, tanpa harus terus-menerus di bayangi oleh past-nya sebagai seorang addict. Lagipula, apabila hal tersebut benar (once an addict always an addict), so what's the point of having to undergo the hard process of recovery?

Dulu, tidak dapat saya pungkiri bahwa kepercayaan tersebut memang kental dalam mental saya (dan banyak recovering addict lainnya), karena memang demikian kami diajari dalam institusi rehabilitasi yang kami jalani. Bahwa dengan adanya kami disana, maka kami adalah seorang addict, dan seorang addict tidaklah dapat secara total 'kembali normal' maka seterusnya kami adalah addict. "Betul, anda adalah seorang junkie, dulu anda junkie, sekarang anda junkie dan sampai kapanpun akan jadi junkie". Cara ini memang ampuh dalam meningkatkan kesadaran junkie sialan yang tidak tahu diri macam saya dulu. Tapi lambat laun, justru menjadi momok tersendiri dalam proses saya menjalani recovery. Sebuah kepercayaan yang awalnya begitu berarti, berubah menjadi beban yang demikian berat dan tidak ada akhirnya. It's an endless road, therefore you'll never get to the end except you are 6 feet under.

Hal inilah yang kemudian saya sadari bahwa pendekatan tersebut tidak selamanya positif, dan yang pasti tidak selamanya benar. Saya menjalani lebih dari 5 tahun dalam ketidakpastian yang membuat, -to be honest-, proses recovery saya sedikit berantakan, yaitu mengarah pada suatu tujuan yang tidak jelas lagi titiknya. Kemudian saya sampai di sebuah proses dimana recovery menjadi hal yang sangat membosankan, berat dan tidak ada artinya lagi. Kosong.

Maka kemudian saya mulai berpikir bahwa semua ini sudah cukup. Saya sudah cukup mature untuk mengetahui bahwa saya tidak seharusnya kembali ke siklus dulu (sebagai addict), saya tahu apa-apa saja yang harus saya hindari dan apa yang harus saya pertahankan, ya, sama seperti yang lainnya. Awalnya saya takut menjalani cara ini, karena begitu banyaknya doktrin yang saya dapatkan selama ini yang mengatakan bahwa tidak mungkin seorang addict menjalani kehidupan seperti layaknya orang normal.

Yang cukup mengagetkan, pada masa itu justru saya menjalani proses recovery (yang sudah dalam tahap maintenance), demikian mudah dan lapang di dada. No extended pressure, no extra stress, hanya proses yang memang saya tahu harus saya jalani dan demikian adanya. Ketakutan jelas berkurang, paranoia terhadap kejatuhan (relapse) juga tidak lagi saya rasa menjadi beban yang terlalu berat sehingga menahan laju perkembangan saya, baik secara psikologis, sosial maupun produktifitas. Seketika keterpaksaan dalam menjalani recovery sirna dan timbul semangat baru, yang kali ini jelas tujuannya. Kemudian saya memutuskan untuk hidup normal dan tidak lagi hidup according to the past.

And it stays 'till now. Sekarang saya lebih suka untuk melihat awareness yang saya pegang, yaitu menjauhi hal-hal yang memungkinkan saya menjadi addict, dan menjaga hal-hal positif untuk kehidupan saya. Bukankah hal ini juga diterapkan oleh orang-orang yang tidak pernah menjadi addict? Bukankah ini 'normal'?

Memang kemudian deksripsi dari awareness tersebut berbeda antara satu orang dengan lainnya. Tapi ini tidak membuat hal tersebut 'tidak normal'. Ini sangat lumrah terjadi dan terhadap siapa ini menjadi keyakinan, addicts or non addicts. Jadi kesimpulan bahwa seorang yang dulunya pernah menjadi addict tidak pernah bisa kembali menjalani hidup layaknya orang normal adalah sesuatu yang saya anggap sudah usang. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan tingkat maturity kita dalam bersikap dengan hal tersebut. Am I a drug addict? No, I used to be, but not anymore. And now I choose to live my life in a normal way of living.



Blogged with the Flock Browser

No comments: